Selasa, 12 Januari 2016

Akuntansi Lanjutan (Kewajiban lancar)

KEWAJIBAN LANCAR
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah “Akuntansi Lanjutan”
 
 
Dosen Pengampu :
Tri Harjawati, M. Si.
 
 
 
 
 
 
Disusun oleh :
Neni Triana                             (11140182000021)
Lutfiatuzzahroh                      (11140182000027)                  
 
 
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015

KEWAJIBAN LANCAR
Oleh 
Neni Triana (11140182000021)
Lutfiatuzzahroh (11140182000027)
 
A.    KEWAJIBAN LANCAR
     Kewajiban lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau dalam siklus operasi perusahaan jika lebih dari satu tahun, kewajiban yang jatuh temponya melebihi periode tersebut disebut kewajiban jangka panjang (Hongren Harrison,2012:526).
     Suatu kewajiban akan dikelompokan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru. Dalam bukunya (Zaki Baridwan, 2004: 216) memaparkan mengenai utang jangka pendek. Utang jangka pendek dibagi dalam tiga bagian yaitu:
  1. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui;
  2. Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi);
  3. Utang-utang bersyarat.
1.      Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti jika memenuhi dua syarat:
1.      Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk membayar;
2.      Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
                        
Utang jangka pendek yang sudah diketahui terdiri dari bermacam-macam jenis sebagai berikut:
1.      Utang dagang 
      Utang dagang biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat penerimaan.
Contoh :
a.    Pada tanggal 10 Januari 2007, PT Sejahtera membeli barang secara kredit sebesar $500 dengan syarat 2/10, n/30.
b.      Pada tanggal 15 Januari 2007, PT Sejahtera membayar utang sebesar $300.
c.       Pada tanaggal 9 Februari 2007,PT Sejahtera membayar sisa utangnya .
Jurnal :
10/1/2007 Pembelian                                 $ 500
                              Utang dagang                                                 $ 500
 
15/1/2007 Utang dagang                          $ 300
                              Kas                                                      $ 294
                              Potongan pembelian                            $ 6
 
9/2/2007 Utang dagang                            $ 200
                              Kas                                                      $ 200
 
2.      Utang Wesel
Utang wesel dalam bentuk janji tertulis yang di klasifikasikan utang jangka pendek adalah (1) utang wesel dagang dan (2) utang  wesel pinjaman jangka pendek.
1)      Utang wesel dagang
        Adalah jumlah yang dijanjikan secara tertulis akan dibayar kepada pemasok barang, jasa dan equipmen. Umumnya, baik jumlah yang akan dilunasi maupun tanggal pelunasan yang sudah tercantum dalam wesel.
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 2009 perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp. 5.000.000 dengan menandatangani wesel 31 hari berbunga 12%.
Jurnalnya :
1/1/2009      persediaan barang                               Rp. 5.000.000
                                Utang wesel                                        Rp. 5.000.000
Jurnal pada tanggal pelunasan
31/1/2009    utang wesel                                         Rp. 5.000.000
                    Biaya bunga                                        Rp. 600.000
                                Kas                                                      Rp. 5.600.000
2)      Wesel pinjaman
       Utang wesel pada pihak bank atau lembaga keuangan lain biasanya timbul karena transaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga maka disajikan dalam neraca sebesar nominalnya dan diperlukan pengakuan biaya bunga pada setiap akhir periode untuk disajikan dalam laporan laba-rugi.
       Jika wesel diterbitkan untuk pinjaman uang tidak berbunga, bank akan memotong (mengenakan diskon) sejumlah tertentu dari jumlah yang dipinjam dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam.
Contoh:
PT. Nita pada tanggal 1 oktober membuat wesel tidak berbunga Rp. 1.000.000 berjangka 1 tahun yang di diskontokan dengan tingkat 9% kepada Bank Amerta.
·   Dari transaksi tersebut PT. Nita hanya memperoleh uang sebesar Rp.910.000 ( 1.000.000 – (9% - 1.000.000))
Jurnal kas untuk 1 oktober
Kas                                                      Rp. 910.000
Diskonto utang wesel                          Rp. 90.000
Utang wesel                                                                Rp. 1.000.000
·    Diskonto utang wesel harus di amortisasi sebagai biaya bunga selama umur wesel. Saldo diskonto sebelum diamortisasi disajikan sebagai pengurang utang wesel. Pada contoh tersebut amortisasi diskonto dengan garis lurus perbulan yakni Rp. 7500 ( 90.000 : 12) yang harus dibayar setiap akhir bulan. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya bunga                                        Rp. 7.500
         Diskonto utang wesel                                     Rp. 7.500
·         Neraca pada tanggal 31 desember yaitu:
Utang wesel                                        Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel                          Rp.      67.500
                                                            Rp. 932.500
*90.000 – (7.500 × 3) = 67.500
·         Biaya bunga sebesar Rp. 22.500 (7.500 × 3) yang disajikan dalam laporan laba-rugi.
 
3.                   Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
Pada tanggal 1 januari 2013 PT. ABC menerima pinjaman jangka panjang dari Bank sebesar Rp.120.000.000 jangka waktu pinjaman yakni 3 tahun dan bunga 2 % per tahun. Pembayan angsuran dilakukan sebanyak 3 kali setiap tanggal 1 januari mulai tanggal 1 januari 2014.
Jurnal :
1/1/2013          kas                                                       Rp. 120.000.000
                                    Utang wesel                                        Rp. 120.000.000
31/12/2013      biaya bunga                                         Rp. 2.400.000
                                    Utang bunga                                       Rp. 2.400.000
*2/100 × 120.000.000 = 2.400.000
Neraca pada tanggal 31 desember 2013
Utang jangka pendek:
Utang bunga                Rp. 2.400.000
Utang wesel                Rp. 40.000.000
                                                            Rp. 42.400.000
Utang jangka panjang :
Utang wesel                Rp. 80,000,000                                                            Rp. 80.000.000
 
         Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkreditutang deviden. Karena utang deviden ini akan segera diluansi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini akan timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terhutang sampai tanggal pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetap sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Utang dividen skrip akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Bagian dIviden dalam bentuk saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal.
Contoh :
Pada tanggal 10 Maret 2010 PT ABC mengumumkan akan membagikan deviden sebesar Rp. 1.000.000 yang akan dibayarkan pada tanggal 3 April 2010.
Jurnal :
Laba Yang Ditahan                 Rp. 1.000.000
            Utang Deviden                       Rp. 1.000.000
 
5.                   Uang muka dan jaminan yang dapat diterima kembali
          Uang muka disini merupakan uang pembayaran dimuka dari pembeli untuk barang-barang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang muka tersebut merupakan hutang jangka pendek. Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam utang jangka panjang.
Contoh :
Pada tanggal 26 desember 2009 PT Nusa Lestari menerima uang sebesar Rp. 4.500.000 dari pelanggan untuk uang muka pesanan yang akan dikirimkan di tahun berikutnya.
Jurnal:
26/12/2009      Kas                                                      Rp. 4.500.000
                                    Uang Muka Penjualan                         Rp. 4.500.000
 
6.                   Dana yang dikumpulkan untuk pihak ke tiga
               Perusahaan kadang-kadang akan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari langganan atau pegawai yang nantinya akan diserahkan pada pihak lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah-jumlah tertentu.
Contoh : PT. ASA memungut pajak dari pembeli (PPN) yang nantinya disetorkan ke kas negara. Pada tanggal 5 Oktober 2005, PT. ASA menjual barang seharga Rp10.000.000,00. Atas penjualan tersebut PT.ASA memungut PPN 10% dari nilai penjualan. Maka jurnal untuk mencatat penjualan dan utang PPN adalah:
Kas                                                                  Rp.11.000.000,00 
            Penjualan                                                                     Rp10.000.000,00
            Utang  PPN                                                                 Rp.1.000.000,00
Pada saat menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai berikut:
Utang  PPN                                                     Rp1.000.000,00 
            Kas                                                                              Rp1.000.000,00 
7.                   Utang biaya (biaya yang akan dibayar)
                Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar.Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gajidan upah, bonus, biaya sewa dll.
Contoh:
Padatanggal 31 Desember 2010 data yang ada pada PT Prima menunjukkan upah buruh yang belum dibayar selama 4 hari. Analisa berikutnya menunjukkan bahwa upah buruh perhari yakni Rp. 20.000.
Jurnal:
Biaya gaji dan Upah                                        Rp. 80.000
            Utang Gaji dan Upah                                                  Rp. 80.000 
8.                   Utang bonus
       Bonus yang diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu kadang-kadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus ini dapat dihitung dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Bonus tersebut dapat dihitung dengan cara bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh.
Contoh:
PT RS memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10% dari laba. Laba tahun 2005 Rp 1.000.000. PPh 15% dari laba bersih.Misalnya    B = Bonus
                                     P = PajakDihitung dari laba sebelum dikurangi bonus & PPh
B          = 0,10 x Rp 1.000.000B          = Rp 100.000PPh       = 15% x (Rp1.000.000 – Rp 100.000)
PPh       = Rp 135.000,-
 
9.                   Pendapatan yang diterima dimuka
           Jumlah yang diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan datang dicatata sebagai pendapatan yang diterima dimuka dan dilaporkan dibawah kelompok hutang jangka pendek. Contoh dari pendapatan yang diterima dimuka adalah uang muka yang diterima untuk langganan majalah/surat-surat kabar. Jumlah peneriamaan ini merupakan pendapatan yang diterima dimuka itu adalah salah satu alat peraga sampai majalah/ surat kabarnya diserahkan kepada pembeli.
Contoh :
PT. Prima menerima pembayaran sebanyak Rp. 50.000.000 untuk barang dagang yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.
-          Jurnal pada saat penerimaan kas
Kas                                                                  Rp. 50.000.000
                        Pendapatan Diterima dimuka                                     Rp. 50.000.000
 
-          Jurnal pada saat menyerahkan barang dagangan
Pendapatan diterima dimuka                                Rp. 50.000.000
                  Penjualan                                                                     Rp. 50.000.000     
2.        Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi)
Biasanya jumlah kewajiban dari suatu barang dapat ditentukan, baik dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu.Akan tetapi tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas tetapi, kewajibannya sudah pasti maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.    
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya segera maka dikelompokkan sebagai hutang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai utang jangka panjang maka beberapa jenis utang jangka pendek yang jumlahnya belum ditetapkan yakni:1.                   Taksiran utang pajak penghasilanPada akhir periode sudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak peghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalihkan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. setelah taksiran pajak terhitung maka akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke rekning utang pajak penghasilan.
Pajak penghasilan                                            xxx
            Utang pajak penghasilan                                 xxx
 
2.                   Taksiran utang hadiah yang beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu.Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode dimana penjualan barang-barang tersebut terjadi.Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian.Tetapi apabila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit rekening hutang hadiah yang beredar. Jumlah hutang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah taksiran penjualan.
Biaya hadiah penjualan                                   xxx
            Utang hadiah yang beredar                             xxx     
                       
3.                   Taksiran utang garansiJika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan-perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu didebitkan kerekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening utang biaya garansi.
Biaya garansi                           xxx
            Taksiran utang garansi                                    xxx 

4.                   Taksiran utang pensiun            Apabila karayawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya keperiode-periode dimana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawannya tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini di debitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau Biaya Produksi Tidak langsung dan dikreditkan ke rekening Hutang Pensiun pada saat pensiun dibayar, rekening utang Pensiun di debit dan Rekening Kas di Kredit.
Biaya gaji dan upah                             xxx
            Utang pensiun                                     xxx 

3.   Utang-utang Bersyarat (Contigent Liabilities)
          Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca yang masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang semacam ini timbul akibat kegiatan dimasa lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah timbulnya kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada diantara taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat yakni:
1.      Piutang wesel didiskontokan dan piutang yang dijaminkan
2.      Endorsemen bersyarat atau wesel-wesel
3.      Sengketa hukum
4.      Tambahan pajak yang belum jelas kepastinnya
5.      Jaminan terhadap hutang anak perusahaan
6.      Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual
utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain. 

Contoh soal :
1)  Departemen Store Heros memberikan penawaran hadiah kepada pelanggannya sebuah piring pirex dengan menukarkan 10 lembar kemasan sampo pantene dan membayar uang Rp. 1000,-. Piring tersebut oleh Heros dibeli dengan harga Rp. 5000,- perbuah. Heros memperkirakan 60% dari kemasan Pantene yang terjual akan ditukarkan dengan hadiah. Penawaran tersebut dimulai bulan juni 2006.Jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah.
1. Pembelian 10.000 piring tirex            Persediaan       Rp. 50.000.000                        Kas                              Rp. 50.000.000 2. Penjualan 100.000 buah kemasan sampo dengan harga Rp.3000,- per buah.            Kas                                          Rp. 300.000.000                        Pendapatan Penjualan                                     Rp. 300.000.000 3. Penukaran 10.000 lembar kemasan sampo dengan hadiah oleh pelanggan.            Kas                                                                  Rp. 1.000.000  [(10.000 : 10) x Rp. 1.000,-]                       
            Biaya hadiah                                                   Rp. 4.000.000
                                    Persediaan Piring                                            Rp 5.000.000
                                    [(10.000 : 10) x Rp. 5.000,-]
 4. Utang yang diperkirakan untuk hadiah yang masih beredar pada tanggal 31 Desember 2006.Perhitungannya :Jumlah penjualan sampo                     100.000 buah
Taksiran jumlah yang ditukar   60%
                                                             60.000 buah Jumlah kemasan yang dikembalikan 10.000 buahTaksiran pengembalian yang akan datang 50.000 buah Taksiran utang biaya yang masih beredar :(50.000 : 10) x (Rp.5000 – Rp. 1.000) = Rp. 20.000.000 Jurnal :                                   
Biaya Hadiah                                                  Rp. 20.000.000
            Taksiran utang hadiah                                                 Rp. 20.000.000
.Pada tahun 2006, pada laporan laba rugi akan melaporkan biaya hadiah sebesar Rp. 24.000.000 sebagai biaya dari biaya penjualan. 2)             Penjualan sebesar Rp.3.000.000 mencakup pajak penjualan 4 % dari penjualan. Buatlah ayat jurnalnya ?
Kas / piutang usaha                                         Rp. 3.120.000
                        Penjualan                                                                      Rp.  3.000.000
                        Hutang pajak penjualan                                               Rp. 120.000
Jika perusahaan mencatat secara total ke akun penjualan:Saat penjualan:            Kas                                                                   Rp. 3.120.000.
                        Penjualan                                                                      Rp. 3.120.000
Pengakuan pajak yang terutang:            Penjualan                                                         Rp. 120.000
                        Hutang pajak penjualan                                              Rp. 120.000
3)                 Maxim company, sebuah perusahaan baru, melakukan penjualan kredit sebesar $400.000.Perusahaan tersebut memperkirakan perbaikan untuk garansi senilai 5% dari penjualan.Pembayaran akrual atas garansi adalah $19.000.Catatlah penjualan, beban garansi dan pembayaran garansi.Berapakah taksiran utang garansi Maxim di akhir periode?
Jawab :(Penjualan kredit)Piutang usaha                                                  $ 400.000      Pendapatan Penjualan                                                 $ 400.000
(Pengakuan akrual beban garansi)Biaya Garansi ($400.000 x 0,05)                    $20.000                        taksiran utang garansi                                                 $20.000 taksiran utang garansi                                      $19.000
      Kas                                                                              $19.000
 
Referensi :
Baridwan, Zaki. IntermediateAccounting. Yogyakarta: 2004
Dyckman, Thomas R., Roland E Dukes dan Charles J Davis. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga. 2001
Horngren, Harrison. Akuntansi Jilid I. Jakarta : Erlangga. 2007.
Febiani Elsa, Kewajiban Lancar. http://semuatugaskuliah.blogspot.co.id/2013/10/kewajiban-lancar.htmldiakses 14 September 2015 pukul 15.30
Raharjo.Deni.Akuntansi Pajak Terhadap Hutang http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/05/akuntansi-pajak-terhadap-hutang-dan_4959.html.diakses 14 September 2015 pukul 15.30
 
 
 


            

1 komentar: